Kamis, 23 Februari 2012

YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN DIWASPADAI

1.Ketuban Pecak Sebelum Waktunya

     KETUBAN Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah
 pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau
 lebih sebelum terjadinya kontraksi.
     Dulu jika terjadi KPSW selalu dilakukan tindakan untuk
 segera melahirkan bayi guna mencegah infeksi yang bisa terjadi
 pada bayi maupun ibunya. Tetapi pendekatan ini sudah tidak
 perlu dilakukan lagi karena resiko terjadinya infeksi bisa dikurangi
 dengan mengurangi frekuensi pemeriksaan, dalam 1 kali
 pemeriksaan dengan bantuan spekulum bisa membantu dokter
 dalam memastikan pecahnya selaput ketuban, memperkirakan
 pembukaan serviks (leher rahim) dan mengambil contoh cairan
 ketuban dari vagina.
     Jika hasil analisa cairan ketuban menunjukkan bahwa paru-
 paru bayi sudah cukup matang, maka dilakukan induksi
 persalinan (tindakan untuk memulai proses persalinan) dan bayi
 dilahirkan. Jika paru-paru bayi belum matang, persalinan ditunda
 sampai paru-paru bayi matang.
     Pada 50% kasus, persalinan bisa ditunda hanya dengan
 melakukan tirah baringan mendapatkan cairan infus; beberapa
 kasus lainnya memerlukan obatyang bisa mencegah kontraksi rahim
 (misalnya magnesium sulfatyang diberikan melalui infus
 suntikan atau tablet terbutalin dan kadang diberikan ritodrin
 meialui infus). Ibu dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah
 baring, tetapi masih diperbolehkan ke kamar mandi. Suhu tubuh
 dan denyut nadinya diukur 2 kali/hari. Peningkatan suhu tubuh
 bisa merupakan pertanda terjadinya infeksi.

2.Persalinan Prematur

     PERSALINAN prematur adalah persalinan yang terjadi
 sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Biasanya
 persalinan terjadi pada saat usia kehamilan mencapai 37-42
 minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses
 normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh keadaan
 tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban,
 Sebagian besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak
 diketahui secara pasti.

 Faktor resiko terjadinya persalinan prematur :

 a. Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu.
 b. Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3).
 c. Pernah mengalami aborsi.
 d. Memiliki serviks yang abnormal.
 e. Memiliki rahim yang abnormal.
 f. Menjalani pembedahan perut pada saat hamil.
 g. Menderita infeksi berat pada saat hamil.
 h. Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga.
 i. Berat badan kurang dari 50 kg.
 j. Pernah memakai DES(dietilstilbestrol).
 k. Merokok sigaret atau makakai kokain .
 l. Tidak memeriksakan kehamilan.

3.Kehamilan Post-Matux & Postmaturitas

 KEHAMILAN post-matur adalah persalinan yang berlangsung
 sampai lebih dari 42 minggu. Postmaturitas adalah suatu
 sindroma di mana plasenta mulai berhenti berfungsi secara
 normal pada kehamilan post-matur dan hal ini membahayakan
 janin. Menentukan apakah kehamilan telah Iewatdari42 minggu
 tidak selalu mudah, karena saat terjadinya pembuhan tidak
 selalu dapat ditentukan secara pasti. Kadang saat pembuahan
 tidak dapat ditentukan karena siklus menstruasi yang tidak
 teratur.
      Pada awal kehamilan bisa dilakukan pemeriksaan USG
 untuk membantu menentukan usia kehamilan. Pemeriksaan USG
 berikutnya dilakukan ^ebelum usia kehamilan mencapai 32
 minggu (antara 18-22 minggu) untukmengukur diameter kepala
 janin; hal ini bisa membantu memastikan usia kehamilan.
      Jika kehamilan berlangsung sampai lebih dari 42 minggu
 dari hari pertama menstruasi terakhir, dilakukan pemeriksaan
 untuk mengetahui tanda-tanda postmaturitas pada ibu dan janin,
 yaitu penciutan rahim dan berkurangnya gerakan janinPemeriksaan
 bisa dimulai pada usia kehamilan 41 minggu, untuk
 menilai gerakan dan denyut jantung janin serta jumlah cairan
 ketuban (yang menurun secara drastis pada kehamilan post-
 matur). Untuk memperkuat diagnosis postmaturitas, bisa
 dilakukan amniosentesis (pengambilan dan analisa cairan
 ketuban).
      Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban
 yang berwarna kehijauan yang berasal dari mekonium (tinja
 fetus yang pertama); hal ini menunjukkan keadaan gawat janin.
 Selama hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda
 postmaturitas, maka kehamilan post-matur masih mungkin
 dilanjutkan. Tetapi jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya
 tanda-tanda postmaturitas, maka segera dilakukan induksi
 persalinan dan bayi dilahirkan. Jika serviks belum dapat dilalui
 janin, maka dilakukan operasi sesar.


4.Tidak Adanya Kemajuan Dalam Persalinan

      SETIAP jam seharusnya serviks membuka minimal selebar
 1 cm dan kepala janin seharusnya turun ke dalam rongga
 panggul minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi,
 mungkin janin terlalu besar untuk melewati jalan lahir dan perlu
 dilakukan persalinan dengan bantuan forseps atau operasi sesar.
      Jika jalan lahir cukup lebar tetapi persalinan tidak maju,
 maka diberikan oksitosin melalui infus untuk merangsang
 kontraksi rahim yang lebih kuat. Jika setelah pemberian oksitosin
 persalinan tidak juga maju, maka dilakukan operasi sesar.


5.Kelainan Posisi Janin

 Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah
 arah yang dihadapi oleh janin, sedangkan letak janin adalah
 bagian tubuh janin yang terendah. Kombinasi yang paling sering
 ditemukan dan paling aman adalah menghadap ke punggung
 ibu dengan letak kepala, di mana leher tertekuk ke depan, dagu
 menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin
 tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan
 bisa menjadi sulit dan mungkin persalinan tidak dapat dilakukan
 melalui vagina.


6.Kekamilan Kembar

      KEHAMILAN kembar bisa diketahui pada pemeriksaan USG
 atau dengan pemantau elektronik (dimana akan terdengar 2
 denyut jantung berbeda). Kembar menyebabkan rahim sangat
 teregang dan rahim yang sangat teregang cenderung untuk mulai
 mengalami kontraksi sebelum kehamilan mencapai usia yang
 matang. Akibatnya bayi kembar sering dilahirkan secara
 prematur dan kecil.
      Posisi dan letak janin di dalam rahim bisa berlainan,
 sehingga persalinan bisa menjadi sulit. Kontraksi rahim setelah
 lahirnya bayi pertama cenderung menyebabkan terlepasnya
 plasenta dari bayi kedua. Akibatnya, bayi kedua cenderung
 mengalami masalah selama persalinan dan memiliki resiko
 mengalami kelainan dan kematian yang lebih tinggi, Kadang
 setelah persalinan, rahim yang terlalu teregang tidak dapat
 berkontraksi dengan baik sehingga ibu bisa mengalami
 perdarahan.


7.Distosia  Bahu


      DISTOSIA bahu adalah suatu komplikasi yang jarang
 terjadi, dimana pada letak kepala, salah satu bahu bayi
 tersangkut pada tulang kemaluan dan tertahan di dalam jalan lahir.
      Segera dilakukan berbagai tindakan untuk membebaskan
 bahu sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan
 tersebut gagal, kadang bayi dapat didorong kembali ke dalam
 vagina dan dilahirkan melalui operasi sesar.


8.Prolapsus Korda Umbilikalis

      PROLAPSUS korda umbilikalis adalah keadaan dimana
 korda umbilikal(taii pusar) mendahului bayi, yaitu kefuardari
 jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan
 lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi
 terhenti. Prolapsus korda umbilikalis bisa terjadi secara nyata
 atau tersembunyi.
      Pada prolapsus yang nyata, selaput ketuban telah pecah
 dan tali pusar menonjol ke dalam vagina sebelum bayi turun ke jalan lahir.
Prolapsus yang nyata biasanya terjadi jika bayi berada
 dalam letak bokong (tetapi bisa juga terjadi pada letak kepala),
 terutama jika selaput telah pecah sebelum waktunya atau jika
 janin belum turun ke panggul ibu. Untuk mencegah terjadinya
 cedera pada janin akibat terhentinya aliran darah ke janin, maka
 segera dilakukan persalinan, biasanya melalui operasi sesar.
     Pada prolapsus tersembunyi, selaput ketuban tetap utuh
 dan tali pusar berada di depan janin atau terperangkap di depan
 bahu janin. Biasanya keadaan ini diketahui melalui denyut
 jantung janin yang abnormal. Prolapsus tersembunyi bisa diatasi
 dengan cara merubah posisi ibu atau mengangkat kepala janin
 untuk menghilangkan tekanan pada tali pusar. Kadang perlu
 dilakukan operasi sesar.


9.Pendarahan Rahim

     PENDARAHAN hebat dari rahim setelah persalinan
 merupakan masalah yang serius. Biasanya selama persalinan
 ibu kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Ketika plasenta lepas
 dari rahim, pembuluh darah rahim terbuka. Kontraksi rahim
 membantu menutupnya pembuluh darah ini sampai mereka
 mengalami pemulihan lengkap.
     Jika setelah proses persalinan rahim tidak berkontraksi
 atau jika sejumlah kecil plasenta tertinggal di dalam rahim
 sehingg rahim tidak dapat berkontraksi, maka darah yang hilang
 akan lebih banyak. Robekan pada vagina atau serviks juga bisa
 menyebabkan perdarahan hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar